AWALNYA HINA KARENA NDESO DAN KAMPUNGAN DAN SEKARANG BAYARAN 3 ARTIS BEGITU FANTASTIS , NO 3 YANG GAK NYANGKA BANGET
Posted by Populer
Posted on 13.26
with No comments
Beberapa artis Indonesia dikenal karena kerap tampak serta terlihat glamour dengan gaya hidup yang ia punyai.
Sebut saja salah nya adalah Syahrini.
Ia tak pernah tidak berhasil menarik perhatian umum dengan style fashionnya yang selalu cetar membahana.
Syahrini juga dikenal sebagai artis yang sering memakai duit dengan traveling manja ke luar negeri.
Tidak sama dengan Syahrini, sebagian artis ini dikenal dengan image 'ndeso' yang melekat pada mereka.
Tetapi siapa kira apabila image itu yang jadi bikin mereka ada di puncak kejayaan.
Dengan style yang khas, sebagian artis ini mempunyai ciri khas sendiri yg tidak dipunyai orang lain.
Ketidaksamaan itu waktu lalu jadi modal mereka untuk dapat menghibur orang lain.
Serta karenanya pulalah, artis-artis ini peroleh banyak keuntungan dan selanjutnya berhasil menjadikan satu pundi-pundi Rupiah dari honor fantastis yang mereka terima.
Siapapun mereka? Tersebut penjelasannya :
1. Soimah
Soimah
Kerap dikatakan sebagai kembarannya Syahrini, sebenarnya ke-2 wanita ini sangat tidak sama.
Soimah Pancawanati atau lebih dikenal Soimah, memulai karirnya dari bawah.
Artis yang satu ini sering dimaksud 'ndeso' karena style bicaranya yang medhok khas orang Jawa.
Tetapi dibalik hal semacam itu, Soimah sebenarnya yaitu artis yang memiliki bakat.
Ia dapat jadi pembawa acara yang baik dengan style khasnya.
Bukan hanya itu, Soimah dapat juga bernyanyi dengan apik.
Tidak cuma dangdut, wanita 36 th. ini bisa dapat menyanyikan lagu campur sari, sinden, ketoprak, pop Jawa, Hip hop serta dangdut.
Karenanya juga, pendapatan artis cantik ini cukup fantastis.
2.Sule
sule
Entis Sutisna lebih dikenal dengan nama Sule.
Pelawak yang satu ini sudah tak perlu lagi diragukan kemampuannya.
Ia bukan
hanya pandai menghibur tetapi juga berikan lelucon spontan yang responsif dan kreatif.
Sule mengawali kariernya dengan ikuti arena API 1.
Mulai sejak itu, namanya melambung dan semakin berkibar.
Ia disebut-sebut sebagai satu di antara pelawak dengan bayaran termahal di Indonesia.
Beritanya, sekarang ini Sule terima tidak kurang dari 1 Miliar tiap-tiap bulannya.
Namun berbeda dengan Sule, sang putra Rizky Febian, jadi sukses dengan kemampuannya sebagai penyanyi.
3. Inul Daratista
Inul Daratista
Inul kerap memperoleh cap 'ndeso' dan sering juga dihujat netizen dengan sebutan 'orang kaya baru'.
Tetapi narasi hidup sukses Inul hingga dapat jadi sesukses sekarang ini layak diteladani.
Inul mengawali kariernya mulai dari bawah sekali.
Ia bernyanyi dari satu panggung ke panggung lain tidak ada capek hingga selanjutnya namanya mulai dikenal dengan cara nasional.
Bahkan ia juga sekarang ini kerap manggung di luar negeri.
Kerja keras Inul terbayar lunas dengan apa yang ia peroleh sekarang ini.
Sebagai penyanyi dangdut papan atas, Inul memiliki tarif yang fantastis.
Bagaimana tidak, walaupun dicap ndeso, Inul jadi peroleh pendapatan paling banyak sebagai penyanyi dangdut Indonesia.
Ia juga berhasil menambah skala kehidupannya.
Namun sekian waktu paling akhir ada berita tak mengenakkan permasalahan dirinya.
Disangka lantaran kelelahan, Inul harus juga terbaring lemah di rumah sakit.
Ahok Menang Pilgub 2017 Orang-orang ini Rela Bunuh diri Massal ???
Posted by Populer
Posted on 13.26
with No comments
Mungkin karena dianggap saya belum paham agama, maka dihujani-lah saya melalui inbox tentang cara memilih pemimpin muslim yg benar.
Dan seperti biasa ayat2 keluar, juga tafsiran ulama2 tentang ayat itu.
Saya bukan tidak paham bahwa ada ayat tidak boleh memilih pemimpin non-muslim, cuma yg saya mau tanya yang dimaksud pemimpin disini siapa ?
Pemimpin rumah tangga ?
Pemimpin perusahaan ?
Pemimpin negara ?
Pemimpin agama ?
Kalau pemimpin agama, jelaslah tidak boleh. Bahkan yang non muslim pun tidak akan memilih pemimpin agama yang muslim, kacau jadinya. Pemimpin dalam agama itu yang menterjemahkan agama kepada para umatnya, kalau di Islam biasanya berlaku dalam fatwa2. Bagaimana bisa non muslim memberikan fatwa kepada muslim, atau sebaliknya ?
Lalu dibombardirlah saya dengan fatwa ulama2 terdahulu yang juga mengartikan bahwa yg dimaksud pemimpin itu adalah juga pemimpin negara.
Saya bertanya lagi, yang dimaksud negara itu adalah negara dengan sistem apa ? Apakah sistem berdasarkan agama atau sistem yang tidak berdasar agama ?
Kalau ini negara Islam, misalnya, maka wajiblah pemimpin agama itu juga pemimpin negara. Sebagai contoh negara Republik Islam Iran. Maka disana berlaku sistem Supremasi Ulama atau disebut Wilayatul Faqih, dimana ulama adalah pemimpin agama sekaligus pemimpin negara. Pemimpin tertingginya diberi gelar Pemimpin Besar atau Rahbar. Kan tidak mungkin negara Islam di pimpin seorang Paus, karena Paus mempunyai negara sendiri yang dipimpinnya yaitu di Vatikan.
Nah kalau negara sekuler yang memisahkan agama dan politik, seperti Indonesia, yang berlaku adalah Undang-Undangnya. Menyusun Undang2 dan dasar negara itu tidak mudah, harus disesuaikan dengan banyak faktor. Ada gak di UU-nya pemimpin harus muslim ?
Kalau mau menyalahkan kenapa Indonesia bukan Republik Islam saja, ya salahkan Bung Hatta, KH Agoes Salim dan orang2 pintar dan relijius pada waktu itu. Apa kamu mau bilang bahwa kamu lebih relijius dari mereka ? Apa yang sudah kamu perbuat untuk negara ini jika disandingkan dengan mereka ? Wong tinggal makan, minum, beol dan hidup dengan tenang aja kok susah.. Mereka2 yang menyusun dasar negara sekarang ini bukan orang goblok yang gak mengerti ayat dan tafsir ulama.
Lagian kalau kamu masih memandang bahwa para pejabat di negara ini adalah pemimpin, berarti parameter-mu masih parameter zaman kolonialisme. Kenapa ? Karena pada zaman itu pejabat adalah pemimpin. Sedangkan pada saat sekarang, mindset seharusnya berkembang bahwa para pejabat itu adalah abdi negara. Mereka itu pelayan rakyat. Negara-lah pemimpin mereka.
Mereka dalam skala kecil mirip dengan petugas administrasi negara seperti kepala kelurahan. Lha kalau lurahnya non-muslim, kok gak protes tho ? Presiden, Gubernur, Walikota kan hanya skala administrasi-nya saja yang lebih luas. Mereka juga tidak mengatur caramu beribadah toh hanya mengatur negara ini, bener kan ? Udah taro dulu sandal itu, gak usah dimakan gitu.
Trus bagaimana dengan fatwa ulama terdahulu utk tidak memilih pemimpin non muslim ? Yah, ulama kan manusia juga. Kadang mereka salah dalam menafsirkan, kadang mereka berfatwa demi melegalkan kekuasaan, kadang mereka berfatwa karena pesanan. Kan Nabi Muhammad saw juga berpesan hati2 kepada para ulama yang dekat dengan kekuasaan. Bisa juga karena mereka ulama dengan nalar pendek. Seperti di Saudi ada fatwa dari seorang ulamanya wanita dilarang makan terong karena mirip dengan burungnya pria. Masak ulama kayak gini harus diikutin ? Tentu tidak toh ? Udah sandalnya ditaruh. Gak usah dikunyah gitu.
Saya sesat ? Saya menggunakan akal saya dalam beragama kok dibilang sesat. Pilah-pilah dulu masalah, jangan main ambil ayat lalu kamu lempar dengan nafsu besarmu, atau kamu terikut nafsu ulama2 yang sekarang banyak dimanfaatkan utk kepentingan politik. Loh, kok sandalnya jadi ketelen.. Aduh gimana ini ? Kan saya dah bilang jangan dikunyah
Dan seperti biasa ayat2 keluar, juga tafsiran ulama2 tentang ayat itu.
Saya bukan tidak paham bahwa ada ayat tidak boleh memilih pemimpin non-muslim, cuma yg saya mau tanya yang dimaksud pemimpin disini siapa ?
Pemimpin rumah tangga ?
Pemimpin perusahaan ?
Pemimpin negara ?
Pemimpin agama ?
Kalau pemimpin agama, jelaslah tidak boleh. Bahkan yang non muslim pun tidak akan memilih pemimpin agama yang muslim, kacau jadinya. Pemimpin dalam agama itu yang menterjemahkan agama kepada para umatnya, kalau di Islam biasanya berlaku dalam fatwa2. Bagaimana bisa non muslim memberikan fatwa kepada muslim, atau sebaliknya ?
Lalu dibombardirlah saya dengan fatwa ulama2 terdahulu yang juga mengartikan bahwa yg dimaksud pemimpin itu adalah juga pemimpin negara.
Saya bertanya lagi, yang dimaksud negara itu adalah negara dengan sistem apa ? Apakah sistem berdasarkan agama atau sistem yang tidak berdasar agama ?
Kalau ini negara Islam, misalnya, maka wajiblah pemimpin agama itu juga pemimpin negara. Sebagai contoh negara Republik Islam Iran. Maka disana berlaku sistem Supremasi Ulama atau disebut Wilayatul Faqih, dimana ulama adalah pemimpin agama sekaligus pemimpin negara. Pemimpin tertingginya diberi gelar Pemimpin Besar atau Rahbar. Kan tidak mungkin negara Islam di pimpin seorang Paus, karena Paus mempunyai negara sendiri yang dipimpinnya yaitu di Vatikan.
Nah kalau negara sekuler yang memisahkan agama dan politik, seperti Indonesia, yang berlaku adalah Undang-Undangnya. Menyusun Undang2 dan dasar negara itu tidak mudah, harus disesuaikan dengan banyak faktor. Ada gak di UU-nya pemimpin harus muslim ?
Kalau mau menyalahkan kenapa Indonesia bukan Republik Islam saja, ya salahkan Bung Hatta, KH Agoes Salim dan orang2 pintar dan relijius pada waktu itu. Apa kamu mau bilang bahwa kamu lebih relijius dari mereka ? Apa yang sudah kamu perbuat untuk negara ini jika disandingkan dengan mereka ? Wong tinggal makan, minum, beol dan hidup dengan tenang aja kok susah.. Mereka2 yang menyusun dasar negara sekarang ini bukan orang goblok yang gak mengerti ayat dan tafsir ulama.
Lagian kalau kamu masih memandang bahwa para pejabat di negara ini adalah pemimpin, berarti parameter-mu masih parameter zaman kolonialisme. Kenapa ? Karena pada zaman itu pejabat adalah pemimpin. Sedangkan pada saat sekarang, mindset seharusnya berkembang bahwa para pejabat itu adalah abdi negara. Mereka itu pelayan rakyat. Negara-lah pemimpin mereka.
Mereka dalam skala kecil mirip dengan petugas administrasi negara seperti kepala kelurahan. Lha kalau lurahnya non-muslim, kok gak protes tho ? Presiden, Gubernur, Walikota kan hanya skala administrasi-nya saja yang lebih luas. Mereka juga tidak mengatur caramu beribadah toh hanya mengatur negara ini, bener kan ? Udah taro dulu sandal itu, gak usah dimakan gitu.
Trus bagaimana dengan fatwa ulama terdahulu utk tidak memilih pemimpin non muslim ? Yah, ulama kan manusia juga. Kadang mereka salah dalam menafsirkan, kadang mereka berfatwa demi melegalkan kekuasaan, kadang mereka berfatwa karena pesanan. Kan Nabi Muhammad saw juga berpesan hati2 kepada para ulama yang dekat dengan kekuasaan. Bisa juga karena mereka ulama dengan nalar pendek. Seperti di Saudi ada fatwa dari seorang ulamanya wanita dilarang makan terong karena mirip dengan burungnya pria. Masak ulama kayak gini harus diikutin ? Tentu tidak toh ? Udah sandalnya ditaruh. Gak usah dikunyah gitu.
Saya sesat ? Saya menggunakan akal saya dalam beragama kok dibilang sesat. Pilah-pilah dulu masalah, jangan main ambil ayat lalu kamu lempar dengan nafsu besarmu, atau kamu terikut nafsu ulama2 yang sekarang banyak dimanfaatkan utk kepentingan politik. Loh, kok sandalnya jadi ketelen.. Aduh gimana ini ? Kan saya dah bilang jangan dikunyah